SMP Negeri 2 Bantul Raih Nilai Tertinggi pada PPU Putaran I MKKS Kabupaten Bantul 2016

BANTUL, Abasrin.com ~ Sebanyak 11964 siswa calon peserta Ujian Nasional 2016 mengikuti Persiapan Pemantapan Ujian (PPU) yang diselenggarakan oleh MKKS Kabupaten Bantul. Kegiatan yang digelar tanggal 18 sampai dengan 21 Januari 2016 itu diikuti oleh 108 sekolah dan madrasah di Kabupaten Bantul.

Rata-rata nilai yang diperoleh para peserta adalah 65,79 untuk bahasa Indonesia, 42,32 untuk matematika, 48,90 untuk bahasa Inggris, dan 47,50 untuk ilmu pengetahuan alam. Menariknya, kendati bahasa Indonesia memiliki rata-rata tertinggi, nilai sempurna justru hanya terdapat pada mata pelajaran matematika dan bahasa Inggris. Untuk bahasa Indonesia, nilai tertinggi adalah 96,00 dan nilai tertinggi untuk ilmu pengetahuan alam, nilai tertinggi adalah 95,00. Sementara itu, nilai terendah untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia secara berurutan adalah 14,00, 2,50, 10,00, dan 7,00.



Secara personal, nilai rata-rata tertinggi diperoleh oleh Dedek Wahyu H. (94,38), Fx. Yoga Ari Pratama (93,13), dan Ari Camila P.D. (92,88) yang masing-masing berasal dari SMP Negeri 2 Bantul. Sementara itu, untuk urutan ketiga dan keempat diraih oleh Wina Muftisari (92,75) dan Dianita Putri (92,75) yang merupakan siswa SMP Negeri 1 Piyungan dan SMP Negeri 1 Bantul.

Untuk peringkat per sekolah, rata-rata tertinggi masih diraih oleh pemain lama, yaitu SMP Negeri 2 Bantul, diikuti oleh SMP Negeri 2 Bantul, diikuti oleh SMP Negeri 1 Bantul, SMP Neger 1 Sanden, SMP Kesatuan Bangsa, dan SMP Negeri 1 Banguntapan. Adapun nilai rata-rata sekolah-sekolah tersebut secara berurutan yaitu 76,33, 71,30, 70,54, 68,70, dan 68,12.

Dengan peringkat tersebut, secara otomatis SMP Negeri 2 Bantul menduduki posisi pertama untuk sekolah menengah pertama negeri di Kabupaten Bantul.Urutan di bawahnya ditempati oleh SMP Negeri 1 Bantul, SMP Negeri 1 Sanden, SMP Negeri 1 Banguntapan, dan SMP Negeri 1 Piyungan. Nilai rata-rata utuk kelima sekolah itu adalah 76,33, 71,30, 70,54, 68,12, dan 67,95.

Sementara itu, untuk kategori sekolah menengah pertama swasta secara berurutan diraih oleh SMP Kesatuan Bangsa, SMP Aisyiyah Bantul, SMP Ali Maksum, SMPIT Ar Raihan, dan SMP Muhammadiyah Serandakaan. Nilai kelima sekolah tersebut adalah 68,70, 58,54, 55,76, 54,63, dan 48,67.

Tim Abasrin News juga menerima rilis untuk peraih nilai rata-rata tertinggi untuk kategori madrasah. Lima besar untuk kelompok ini ditempat oleh MTs Negeri Bantul Kota, MTs Negeri Gondowulung, MTs Negeri Wonokromo, MTs Lab. UIN, dan MTs Negeri Piyungan dengan nilai rata-rata sekolah secara berurutan 50,32, 47,58, 47,41, 47,02, dan 46,68. (sb)
19.42 | 0 komentar | Selanjutnya...

Inilah Para Peraih Nilai Tertinggi TPM UN SMP Kabupaten Bantul 2015 Tahap I

SMP Negeri 2 Bantul menempatkan diri sebagai peraih rata-rata tertinggi TPM SMP Kabupaten Bantul Tahap I. Sekolah menengah pertama yang beralamat di Jln. Raya Bantul Nomor 2/III ini mampu mengantarkan para siswanya meraih nilai rata-rata TPM UN hampir 8,0 (7,996). Berada di urutan kedua hingga kelima adalah SMP Negeri 1 Sanden, SMP Negeri 1 Bantul, SMP Kesatuan Bangsa, dan SMP Negeri 1 Piyungan dengan nilai rata-rata sekolah secara beurutan 7,47, 7,24, 7,15, dan 7,15.


Urutan tersebut tidak jauh berbeda dengan keadaan tahun ajaran 2013/2014 lalu, di mana SMP Negeri 2 Bantul dan SMP Negeri 1 Sanden beberapa kali mencatatkan diri sebagai peraih nilai rata-rata TPM tertinggi se-Kabupaten Bantul. Memang, hasil ini hanya merupakan hasil latihan. Kendati demikian, secara implisit menunjukkan kualitas sekolah-sekolah tersebut khususnya dalam menghadapi Ujian Nasional yang akan diselenggarakan beberapa bulan lagi.

Sementara itu, untuk tingkat sekolah swasta, posisi puncak masih ditempati oleh SMP Kesatuan Bangsa diikuti oleh SMP Ali Maksum, SMP Unggulan Aisyiyah Bantul, SMP Pangudiluhur Sedayu, dan SMP Kanisius Bambanglipuro dengan nilai rata-rata sekolah 7,15, 5,91, 5,62, 5,12, dan 5,09. Hal menarik untuk kategori ini, SMP Unggulan Aisyiah Bantul yang merupakan sekolah baru dan baru akan mengikuti Ujian Nasonal untuk pertama kali langsung menempati posisi ketiga. Kondisi ini mengulang sejarah SMP Ali Maksum dan SMP Kesatuan Bangsa yang langsung menempati posisi puncak ketika pertama kali mengikuti TPM.

Untuk kategori Madrasah Tsanawiyah, peraih lima besar adalah MTs Lab UIN, MTs Negeri Wonokromo, MTs Negeri Pundong, MTs Negeri Bantul Kota, dan MTs Negeri Gondowulung dengan nilai rata-rata 4,99, 4,90, 4,83, 4,79, dan 4,63. Madrasah Tsanawiyah yang mengikuti TPM Tahap I ini terdiri atas 20 Madrasah Tsanawiyah negeri dan swasta.

Media Scanter sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pemeriksaan lembar jawab komputer TPM UN SMP Bantul Tahap I ini juga menyajikan data per siswa. Berdasarkan informasi yang dirilis melalui file yang diumumkan pada laman resmi Media Scanter, siswa yang menempati peringkat pertama pada TPM Tahap I ini adalah Wakhid Hamzah N.H. (SMP Negeri 1 Sanden), Aura Oktavia (SMP Kesatuan Bangsa), Apreliya Putri D. (SMP Negeri 1 Banguntapan), Zulfa Nur Muflihah (SMP Negeri 2 Bantul), dan Eka Melyana C. (SMP Negeri 2 Bantul). Kelimanya secara berurutan meraih nilai rata-rata 9,48, 9,39, 9,35, 9,33, dan 9,30. [abasrin.com]
19.30 | 2 komentar | Selanjutnya...

Menelusuri Sejarah, Perkembangan, Prestasi, dan Potensi Papua Indonesia

Sejarah panjang Papua yang menyisakan gejolak politis disertai konflik, masih menyajikan misteri tersendiri bagi masyarakat awam. Jangankan memahami akar permasalahan, masyarakat Indonesia sendiri bahkan banyak yang belum mengenal secara dekat dua provinsi yang memiliki maskot cenderawasih tersebut. Oleh karena keterbatasan informasi, bahkan sebagian masyarakat Papua terindikasi tidak memahami secara mendasar sejarahnya sendiri dan segala sesuatu yang terjadi saat ini.

Hiruk-pikuk pertambangan yang sejatinya meneduhkan oleh karena bayangan kemakmuran yang bakal didapatkan, pun kerap berujung pada berita tentang ketidakpuasan. Kandungan emas yang dikabarkan menempati urutan pertama di dunia, kontrak yang penuh misteri karena disinyalir merugikan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Papua, merupakan dua sajian yang begitu familier di media massa Indonesia. Akan tetapi, sajian tersebut kerap diterima secara sepotong-sepotong sehingga tidak pernah menghadirkan pemahaman yang lengkap.


Judul
Sabjan Badio
Penyunting
Samiasih, Sri Suharyanti, Siska Yuniati
Penerbit
Aswaja Pressindo
Tahun Terbit
2013
Tebal
xii + 202 halaman
ISBN
978-602-7762-06-0

Untuk membantu memberikan gambaran tentang Papua tersebut, Sabjan Badio menulis buku Aku Papua Aku Indonesia. Sabjan Badio berusaha menyajikan sisi yang jauh dari hangatnya dunia politis, jauh dari panasnya konflik kepentingan. Buku ini mendeskripsikan Papua, baik Provinsi Papua maupun Provinsi Papua Barat, secara sederhana, mulai profil, sejarah, perkembangan, prestasi, hingga berbagai potensi yang ada di Papua. Melalui buku ini, pembaca diharapkan dapat mengenal Papua lebih dekat, secara sederhana dan objektif. [@sisyuniati/abasrin.com]
13.52 | 1 komentar | Selanjutnya...

Tulisan Populer Pekan ini