Menentukan Kalimat Fakta/Opini dalam Teks Iklan

islamia.sch.id
Sabjan Badio
Guru Bahasa SMP Ali Maksum

Apakah Opini?

Untuk mendapatkan penjelasan lebih detail tentang opini, Anda bisa memanfaatkan uraian yang tertuang di Wikipedia dan KBBI Daring. Pada kedua laman itu, opini dimaksudkan sebagai pendapat, pikiran, pendirian untuk menjelaskan kecenderungan atau preferensi tertentu terhadap perspektif dan ideologi. Ide ini bersifat tidak objektif (mungkin juga sangat subjektif) karena belum mendapatkan pemastian dan pengujian. Opini dapat pula tentang sesuatu yang berlaku pada masa depan sehingga kebenaran atau kesalahannya tidak dapat ditentukan secara langsung.  

Secara sederhana, opini adalah ide atau pemikiran yang bersifat subjektif yang dalam penafsirannya sangat mungkin terjadi perbedaan (multitafsir).

Lalu, Fakta itu Apa?

Jika opini bersifat multitafsir, fakta sebaliknya, penafsirannya pastilah tunggal. Selain bertafsir tunggal, fakta juga dapat dimaksudkan atas sesuatu yang sifatnya benar-benar terjadi atau benar-benar ada. Tentu saja maksud benar-benar terjadi dan benar-benar ada ini tidak terlepas dari definisi tafsir tunggal tadi. Perhatikan contoh berikut!

A
B
luas, sempit, besar, kecil, cantik, buruk rupa, tinggi, rendah, gadis itu sangat rupawan
dua buah, 31, pukul 08.00 WIB, tiga orang, gadis itu tingginya 165 cm

Perhatikan kolom A, siapa yang bisa memastikan ukuran luas, sempit, besar, kecil, buruk rupa, tinggi, dan rendah? Ukuran tiap-tiap orang pastilah berbeda karena itu dikatakan bersifat subjektif dan multitafsir. Oleh karena itu, materi pada kolom A dapat dikatakan sebagai opini. Berbeda dengan kolom A, penafsiran atas materi pada kolom B bersifat tunggal. Adakah tafsir lain atas kata dua buah selain tentang ‘sesuatu yang berjumlah dua’? Adakah tafsir lain atas gadis itu tingginya 165 cm?

lalu, bagaimana dengan gadis itu rupawan dan setelah meminta konfirmasi kepada beberapa orang, si gadis benar-benar cantik. Dengan kata lain, kecantikan si gadis benar-benar terjadi atau benar-benar ada. Untuk menguraikannya, kita tambahkan “kunci” kedua, yaitu bertafsir tunggal? Walaupun sekelompok orang mengatakan si gadis rupawan, apakah dijamin semua orang akan mengatakannya rupawan? Bagaimana jika dia digabungkan dengan gadis-gadis lain yang lebih rupawan? Apakah makna rupawan tadi akan tetap? Tentu tidak, bukan?

Sekarang, mari kita masuk ke pembahasan yang lebih kompleks. Perhatikan kalimat berikut.
(1)   Gadis yang tinggal di rumah bertingkat itu sangat rupawan.
(2)   Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Pak Sabjan, gadis yang tinggal di rumah bertingkat itu sangat rupawan.

Menurut Anda, kalimat pertama opini atau fakta? Ya, opini, sangat jelas terjadi penyampaian subjektif yang tentu saja multitafsir. Siapa yang bisa menakar tingkat kerupawanan seseorang? Bahkan, bisa jadi, pada kasus lain, yang rupawan dianggap buruk rupa. Lalu, bagaimana dengan kalimat kedua? Yang kedua ini adalah fakta.

Pada contoh kedua, memang terdapat kata rupawan, akan tetapi inti kalimatnya bukan itu melainkan berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Pak Sabjan. Pada kasus tersebut yang menjadi pokok adalah informasi Pak Sabjan. Masalah apakah Pak Sabjan mengatakan rupawan atau tidak, itu urusan lain. Penulis hanya bertanggung jawab atas apa yang diketahuinya dari Pak Sabjan. Apakah terjadi multitafsir atas berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Pak Sabjan? Tidak, bukan? Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut.

Kalimat
Keterangan
Semua orang suka memakan goreng pisang.
opini
Menurut pedagang gorengan yang berjualan di sudut pasar itu, semua orang suka memakan goreng pisang.
fakta
Semua gadis Indonesia suka pria bule.
opini
Hari ini, 7 Februari 2011, RRI Yogyakarta memberitakan bahwa semua gadis Indonesia suka pria bule.
fakta

Opini dan Fakta dalam Teks Iklan

Berdasarkan kisi-kisi soalyang disampaikan BSNP, materi opini dan fakta yang akan diujikan pada Ujian Nasional SMP 2012 untuk mata pelajaran bahasa Indonesia adalah opini dan fakta dalam teks iklan. Menilai apakah sebuah informasi dalam iklan bersifat opini atau fakta, caranya tidak berbeda dengan penjelasan di atas. Coba perhatikan contoh berikut.

Kalimat Iklan
Keterangan
Obat batuk ini cocok untuk semua orang!
opini, terjadi kesubjektifan dan multitafsir pada kata cocok
Obat manjur!
opini, terjadi kesubjektifan dan multitafsir pada kata manjur
Cat mulus dan mesin masih bagus.
opini, terjadi kesubjektifan dan multitafsir pada kata mulus dan bagus
Warna merah, belum pernah turun mesin.
fakta, tafsir tunggal
Isi banyak
Opini
Isi sepuluh buah
fakta, bisa diukur dengan pasti, tafsir tunggal


13 komentar:

Anonim mengatakan...

Oo.. ini pak penjelasannya.. :D
Nada.

Anonim mengatakan...

Saya sudh baca pak penjelasannya,.,.
Ayu Rahmawati

Anonim mengatakan...

anonim mengatakan ....
oo..ini pak ?
saya sudah baca ? bagus kok
thangk you

Anonim mengatakan...

ok pak..
saya sudah paham..
Rizka.

Anonim mengatakan...

nie ya pak..saya sudah sempatkan waktu untuk baca
penjelasannya bagus dan enak untuk dipahami

Anisha Anggraini

Sabjan Badio mengatakan...

@ Semuanya, materi melengkapi pantun sudah dipublikasikan. Silakan dibaca.

rumah dijual mengatakan...

saya belum paham cara membedakan kalimat iklan.

SB mengatakan...

@ Rumah Dijual,
Yang penting bisa membuat iklan :-D

Siska mengatakan...

Opini dan fakta dalam iklan sebenarnya bukan perkara sulit. Entah mengapa, mengajarkannya perlu berulang. Apakah penjelasan gurunya yang sulit dipahami?

SB mengatakan...

@ Siska
Kemampuan anak yang satu dengan yang lain berbeda. Tingkat konsentrasi mereka saat pelajaran berlangsung pun berbea. Selain itu, tentu saja faktor media dan gurunya sendiri.

Yogz mengatakan...

thx infonya
skrg saya sudah dapat membedakan kalimat fakta dan opini :)

SB mengatakan...

OK.

blog dakwah mengatakan...

termakasih pak, ulasannya sangat membatu memahami pelajaran bahasa

Tulisan Populer Pekan ini