Kuliah di Universitas Terbuka, Mengapa Tidak?

Sabjan Badio 

Sistem pembelajaran jarak jauh dan lembaga pendidikan yang menggunakan sistem pendidikan jarak jauh hingga saat ini masih sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat Indonesia. Pada awalnya, saya pun demikian, kendatipun orang tua saya lulusan Universitas Terbuka, saya tetap berpandangan kurang baik terhadap lembaga pendidikan dengan sistem demikian. Pandangan ini didasarkan pada pemikiran bahwa sangat sulit menyelenggarakan pendidikan jarak jauh sehingga ketika ini dilaksanakan, hasilnya tidak akan sebaik perguruan tinggi dengan sistem tatap muka langsung.

Pandangan seperti itu cukup lama hinggap di pikiran saya hingga saya menemukan beberapa fakta yang menunjukkan sebaliknya. Fakta pertama, seorang teman yang bekerja sebagai akuntan dan lulusan diploma sekolah tinggi akuntansi yang menjadi incaran begitu banyak lulusan sekolah menengah sederajat di negeri ini ternyata melanjutkan dan menyelesaikan program sarjananya di Universitas Terbuka. Dia dengan bangga mencantumkan almamaternya tersebut pada berbagai kesempatan. Untuk masuk ke sekolah tinggi kedinasan yang mengantarkannya menjadi seorang akuntan bukanlah perkara mudah. Pasti dia orang yang cerdas sehingga mampu menyingkirkan begitu banyak pendaftar lain. Menemukan orang secerdasar dia melanjutkan pendidikan di Universitas Terbuka membuat saya harus mengkaji ulang pandangan saya dengan sistem pendidikan jarak jauh.

Fakta kedua, seorang teman yang sedang kuliah di sebuah sekolah percasarjana yang cukup bergengsi di Kota Yogyakarta mengatakan bahwa dia berasal dari Universitas Ramkhamhaeng, sebuah universitas terbuka di Thailand. Fakta ini menunjukkan bahwa lulusan universitas terbuka dapat bersaing dan melanjutkan pendidikan dengan beasiswa penuh pada jenjang pascasarjana di luar negeri. Fakta ini sekaligus menunjukkan bahwa universitas dengan sistem pembelajaran jarak jauh tidak hanya ada di Indonesia.

Fakta ketiga, ketika merasa penasaran, saya mencoba menelusuri profil perguruan tinggi yang menjadi barometer pendidikan jarak jauh di Indonesia, yaitu Universitas Terbuka. Hal pertama yang saya telusuri adalah profil pimpinan. Para pemimpinan Universitas Terbuka ternyata guru besar dan para doktor lulusan luar negeri yang menunjukkan bahwa para pendidik di universitas ini tidak kalah dengan para pendidik di universitas-universitas lain di Indonesia. Seperti kita ketahui, unsur pimpinan perguruan tinggi merupakan para dosen yang mendapat tugas tambahan.

Fakta keempat, biaya pendidikan di Universitas Terbuka dibandingkan perguruan tinggi negeri lain sangat bersaing. Terlebih lagi, mahasiswa diuntungkan untuk biaya transportasi. Dengan sistem pembelajaran jarak jauh, para mahasiswa tidak diharuskan datang ke kampus tiap hari.

Fakta kelima, berstatus negeri. Umumnya, universitas negeri benar-benar didirikan untuk kepentingan pendidikan tinggi, bukan untuk mencari keuntungan finansial, kepentingan kelompok, atau kepentingan ideologi tertentu. Demikian pula seharusnya Universitas Terbuka, didirikan semata-mata untuk dengan tujuan untuk peningkatan kualitas sumberdaya manusia Indonesia khususnya dalam bidang pendidikan tinggi.

Fakta keenam, pembelajaran jarak jauh sangat memudahkan bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu dalam mengikuti pembelajaran dengan sistem full tatap muka. Seperti kita ketahui, banyak orang yang tidak dapat menempuh pendidikan tinggi karena sibuk bekerja atau aktivitas lain. Adanya Universitas Terbuka membuat mereka dapat menempuh pendidikan tinggi tanpa perlu meninggalkan aktivitas rutin mereka selama ini. Para mahasiswa dapat belajar pada waktu-waktu senggang dan hanya perlu mengikuti kuliah tatap muka saat dan untuk kepentingan tertentu yang frekuensinya tidak tinggi.

Fakta ketujuh, Universitas Terbuka dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi di daerah-daerah didukung oleh kantor UPBJJ-UT yang saat ini telah berjumlah 37 kantor yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Keberadaan UPBJ-UT ini membuat berbagai keperluan dapat diurus di sini tanpa harus datang ke kantor pusat Universitas Terbuka di Tangerang Selatan. UPBJJ-UT juga bertugas menjalin kerja sama dengan para dosen PTN dan PTS setempat untuk menyediakan tenaga pengajar yang berkompeten di bidangnya. Hal ini meyakinkan saya bagaimana cara Universitas Terbuka melayani para mahasiswanya yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan luar negeri.

Mengenal Universitas Terbuka Lebih Jauh

Cukup banyak lembaga pendidikan tinggi di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan jarak jauh, baik yang dilakukan secara terang-terangan maupun diam-diam. Walaupun begitu, barometer pendidikan tinggi formal jarak jauh hingga saat ini masih dikantongi oleh Universitas Terbuka. Universitas yang menggunakan moto “Membuka Akses Pendidikan Tinggi untuk Semua” ini didirikan pada tahun 1984. Sesuai dengan moto tersebut, Universitas Terbuka memberi kesempatan kepada semua orang untuk menempuh pendidikan tinggi dengan sistem perkuliahan jarak jauh.

http://www.ut.ac.id/
Kampus Universitas Terbuka
Sumber: alumni-ut.com

Saat ini, universitas yang dipimpin oleh Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D. tersebut telah memiliki empat fakultas ditambah program pascasarjana. Pertama, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Fakultas ini menyiapkan para mahasiswa untuk menjadi tenaga pendidik profesional. Saat ini, FKIP memiliki sebelas jurusan ditambah dua program sertifikat. Kedua, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Fakultas ini mewadahi tujuh program sarjana dan tiga program diploma, mulai diploma 2 (D2) sampai dengan diploma 4 (D4). Ketiga, Fakultas Ekonomi, yang menaungi program studi Ekonomi Pembangunan, Manajemen, dan Akuntansi. Keempat, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Di bawah FMIPA terdapat lima program sarjana dan satu program diploma. Kelima, program pascasarjana yang dimiliki adalah jurusan (1) ilmu administrasi, (2) manajemen, (3) Ilmu Kelautan, dan (4) Pendidikan Matematika.

Melihat sebaran bidang keahlian yang ditawarkan oleh Universitas Terbuka tersebut, terlihat bahwa universitas ini tidak sekadar mengikuti arus, tetapi benar-benar berusaha menyiapkan masyarakat Indonesia menghadapi tantangan zaman. Pada program pascasarjana misalnya, kita mendapati program studi ilmu kelautan dengan minat manajemen perikanan yang menunjukkan kepekaan universitas ini terhadap kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas banyak laut, danau, dan sungai. Tidak banyak universitas yang menawarkan program pascasarjana untuk program studi ilmu kelautan ini.

Sebagai universitas negeri, Universitas Terbuka juga menyelenggarakan seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri yang diselenggarakan pada awal tahun ajaran. Bagi para mahasiswa yang ingin mendapatkan beasiswa disarankan untuk mendaftar melalui jalur ini. Selain ikut dalam seleksi bersama, Universitas Terbuka juga menyelenggarakan seleksi secara mandiri. Seleksi mandiri ini dapat dilakukan sepanjang tahun sehingga untuk mendaftar menjadi mahasiswa Universitas Terbuka, masyarakat tidak perlu menunggu awal tahun ajaran baru. Seleksi sepanjang tahun ini merupakan di antara keistimewaan Universitas Terbuka.

Berdasarkan data pada bulan Juni 2014, terdapat 433.763 mahasiswa yang terdaftar sebagai mahasiswa (ut.ac.id). Jumlah tersebut tersebar di FKIP, FMIPA, FISIP, FEKON, dan Program Pascasarjana. Dengan jumlah mahasiswa sebanyak itu, yang meliputi mahasiswa dalam dan luar negeri, maka tidak mengherankan jika UT dikelompokkan ke dalam The Top Ten Mega University of The World (id.wikipeida.org). Kenyataan ini sekaligus semakin mendekatkan Universitas Terbuka kepada capaian visinya, yaitu "Pada tahun 2021, UT menjadi institusi PTTJJ berkualitas dunia dalam menghasilkan produk pendidikan tinggi dan dalam penyelenggaraan, pengembangan, dan penyebaran informasi PTTJJ."
 
 Statistik Mahasiswa Universitas Terbuka Berdasarkan Fakultas
Sumber: ut.ac.id

Ke-433.763 mahasiswa aktif Universitas Terbuka tersebut berasal dari seluruh penjuru Indonesia bahkan beberapa di antaranya berdomisili di luar negeri. Berdasarkan data pada bulan Juni 2014, terdapat 2.266 orang mahasiswa Universitas Terbuka berasal dari 22 negara di dunia (ut.ac.id).

Statistik Mahasiswa Luar Negeri Universitas Terbuka
Sumber: ut.ac.id
   
Prinsip Penyelenggaraan Universitas Terbuka: Terbuka dan Jarak Jauh

Seperti yang telah diuraikan di depan, yang menjadi ciri khas Universitas Terbuka adalah sistem penerimaan mahasiswa baru yang terbuka dan sistem pembelajarannya yang berupa pembelajaran jarak jauh. Terbuka di sini dicirikan oleh tiga hal, yaitu (1) dapat menerima calon mahasiswa lulusan SMA sederajat dan sarjana atau lulusan D4 (untuk program pascasarjana) dengan tidak mempermasalahkan umur calon mahasiswa dan tahun kelulusan ijazah, (2) tidak memberlakukan pembatasan atas jangka waktu penyelesaian studi sehingga tidak dikenal istilah drop out karena waktu studi habis, dan (3) calon mahasiswa dapat melakukan pendaftaran (registrasi) sepanjang tahun. Sementara itu, jarak jauh dicirikan oleh (1) ruang, waktu, dan tempat belajar yang fleksibel sesuai dengan kondisi mahasiswa dan (2) untuk menunjang sistem jarak jauh ini Universitas Terbuka menyiapkan modul cetak dan noncetak. Untuk modul noncetak berupa video, audio, web, dan media pembelajaran lain berbasis teknologi. Bahan ajar tersebut didesain sedemikian rupa agar dapat dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa.

Perkembangan teknologi komunikasi membuat model pembelajaran jarak jauh pun semakin berkembang. Para mahasiswa lebih mudah berkomunikasi dengan para dosen dan sesama mahasiswa dengan menggunakan telepon, video call, panggilan internet, e-mail, dan berbagai media lain. Dengan ketersediaan berbagai fasilitas tesebut, jarak dan waktu tidak lagi menjadi permasalahan besar. Saat ini UT bahkan telah mengembangkan media pembelajaran online yang dapat diakses dari mana saja, kapan saja, bahkan secara realtime.

Berbagai informasi tersebut menunjukkan bahwa Universitas Terbuka tidaklah sepantasnya dipandang sebelah mata. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa sudah seharusnya calon mahasiswa menjadikan Universitas Terbuka menjadi satu di antara berbagai pilihannya. Dengan kata lain, kuliah di Universitas Terbuka, mengapa tidak?




REFERENSI

Harahap, Rachmad Faisal. 2014. “Begini Lho Cara Daftar di Universitas Terbuka”, diunduh dari http://kampus.okezone.com/read/ 2014/01/15/373/ 926730/begini-lho-cara-daftar-di-universitas-terbuka pada 7 Juli 2014.
Tim Wikipedia. 2014. “Univesitas Terbuka”, diunduh dari http://id.wikipedia.org/ wiki/Universitas_Terbuka pada 7 Juli 2014.
Universitas Terbuka. 2014. “UT dalam Angka Periode 2014.1”, diunduh dari http://www.ut.ac.id/tentang-ut/ut-dalam-angka.html pada 7 Juli 2014.

Tulisan ini dibuat untuk diikutkan lomba blog dari Universitas Terbuka dalam rangka memperingatri HUT Univesitas Terbuka ke-30. Tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan merupakan jiplakan.



4 komentar:

siska mengatakan...

Betul sekali, mengapa tidak? Tulisan yang mencerahkan.

sabjan mengatakan...

ya, tak kenal maka tak sayang.

Maarif Img mengatakan...

Pemerintah mmg seharusnya menyiapkan sekolah sesuai kebutuhan rakyatnya. Seperti apapun yg dibutuhkan, pemerintah siap. Dg begini, diharapkan dalam beberapa waktu rata2 tingkat pendidikan masyarakat Indo akan meningkat.

Unknown mengatakan...

Apakah di UT ada beasiswa keluar negeri ? Saya rencana inigin kuliah di UT

Tulisan Populer Pekan ini